Pentingnya Peran Orang Tua Bagi Kesehatan Mental Anak

Pentingnya Peran Orang Tua Bagi Kesehatan Mental Anak
Peran Orang Tua

Pentingnya Peran Orang Tua Bagi Kesehatan Mental Anak – Perlu kita ketahui orang tua mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesehatan mental anak. Maka dari itu penting bagi orang tua harus memahami setiap perkembangan pisik dan pola pikir anak. Seperti yang akan menjadi pembahasan kita sekali ini yang dikutip dari laman zonakeluarga,  mengenai pentingnya peran orang tua bagi kesehatan mental anak.

Orang tua sendiri dapat mengajarkan banyak hal hal penting kepada anaknya dari mulai hal hal yang positif. Masalah perilaku, emosi, belajar, sosialisasi dan sebagainya dapat didiagnosa sejak masa anak-anak, dan  tentunya semua hal hal itu harus diajarkan kepada anak kita sejak usia dini. Lantas apa saja peranan orang tua bagi kesehatan mental anak? Yuk kita simak penjelasanya sebagai berikut ini.

Pentingnya Peran Orang Tua Bagi Kesehatan Mental Anak

1.Memperhatikan tugas perkembangan anak

Tugas perkembangan anak dapat dipelajari orangtua sejak sebelum kehamilan. Mulai dari bagaimana menjaga kesehatan fisik dan mental saat hamil, mengenai fase perkembangan anak sesuai usianya dan tugas yang perlu dilalui anak. Infomasi mengenai tugas perkembangan anak dapat diperoleh orangtua melalui internet dengan sumber yang relevan, jika kesulitan dapat berkonsultasi dengan dokter anak, dokter tumbuh kembang, dan psikolog anak.

2. Membangun hubungan kelekatan

Membangun hubungan dengan anak bukan hanya kehadiran fisik bersama anak, melainkan adanya komunikasi dan kelekatan emosional. Saat bersama anak, kita memberikan segenap pikiran, perasaan, dan perilaku hanya bersamanya, meluangkan waktu disela kesibukan tanpa terdistraksi oleh hal lain. Misalnya, saat menyusui, fokuskan diri menyusui dan mengajak ngobrol anak, lakukan kontak mata dan sentuhan kulit sebagai rasa aman untuk anak. Demikian pula ketika menemani balita bermain, fokuskan bermain peran dengannya, mengajak ngobrol, dan menikmati kebersamaannya. Kerap kali saat bersama anak orangtua terdistraksi dengan pekerjaan lain sehingga mempengaruhi kualitas hubungan emosi yang tidak melekat baik dikemudian hari.

3. Membangun kepercayaan diri anak

Ketika anak sudah mulai menunjukkan keinginan untuk melakukan secara mandiri, berikan kesempatan mereka untuk melakukannya. Tugas kita adalah mendampinginya saat melakukan. Tetap perhatikan keselamatan dan bahaya yang terjadi. Misalnya, anak ingin ikut memegang pisau saat melihat ibu memotong buah, kita dapat memberikan anak pisau khusus anak dan berikan sesuatu yang juga dapat dipotongnya. Dengan demikian, mereka tetap dapat belajar mengeksplorasi kemampuan dan menjaga keselamatan. Semakin kita memfalisitasi anak dalam mengembangkan kemampuannya secara mandiri, rasa percaya diri akan semakin terbentuk. Dikutip dari laman Livechat Mega888 Slot dan Caisno.

Pentingnya Peran Orang Tua Bagi Kesehatan Mental Anak

4. Menghargai perasaan anak

Seorang anak juga memiliki perasaan yang perlu didengarkan dan dihargai oleh orangtuanya. Ketika anak marah, kita perhatikan terlebih dulu penyebab marahnya. Berikan kesempatan anak untuk mengekspresikan emosi marah atau sedihnya dengan cara yang aman. Saat itu kita dapat menemani mereka tanpa memberikan nasehat apapun hingga mereka dapat melalui badai emosinya. Dengan demikian, anak dapat merasakan dirinya dihargai oleh orangtuanya dan mereka tumbuh menjadi anak yang mampu menghargai orang lain.

5. Membangun suasana positif

Saat di rumah, biasakan berkomunikasi hangat dan gunakan kata-kata positif antar anggota keluarga. Biasakan agenda kumpul bersama melalui kegiatan makan, bermain, dan sebagainya. Ketika terjadi perbedaan pendapat, selesaikan dengan kepala dingin. Hindari adu mulut dihadapan anak karena mereka belum dapat memproses suatu permasalahan dengan baik.

6. Damping anak ketika mengalami kesulitan

Di setiap rentang usia anak tentunya ada tantangan yang perlu dilalui, dalam hal ini orangtua berperan untuk mendampingi mereka tumbuh untuk menghadapi tantangan tersebut. Misalnya, ketika anak kesulitan untuk berpakaian sendiri, kita bisa mendampingi mereka dan memberitahukan langkah-langkah untuk memakai dan melepas pakaian agar mudah mereka lakukan. Hal ini perlu dibiasakan rutin agar mereka terlatih dan pada akhirnya mampu melakukan secara mandiri.